Menu Atas

 


SJ. Adam
Minggu, 02 Maret 2008, 04.47.00 WIB
Last Updated 2008-03-02T12:49:02Z
History - Teak wood - Utilization

Kronika Museum KA Ambarawa

Advertisement
History – Teak wood – Utilization

1. 24 April 1983: Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi – Ahmad Tahir – mengunjungi Museum Kereta Api Indonesia di Ambarawa – Jawa Tengah;
2. 16 Maret 1983: Direktur Dinas Kepurbakalaan Nasional – Amir Soetarjo – bersama sejumlah ahli sejarah meneliti Museum Kereta Api – Ambarawa;
3. 21 April 1978: Menteri Perhubungan – Rusmin Noerjadin – berkunjung ke Museum Kereta Api dan menikmati paket tour kereta api bergerigi;
4. 28 November 1977: Kepala Eksploitasi Tengah [KETh], Perusahaan Jawatan Kereta Api [PJKA] – Ir. Soeharso – dengan Surat nomor Th.23377/77 KETh melapor kepada Direktur Utama PJKA di Bandung: memberi saran agar pengelolaan museum kereta api tidak ditangani oleh PJKA melainkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah;
5. 21 Januari 1977: tamu dari Propinsi Timor Timur – Gubernur dan rombongan – sempat singgah di Museum ini;
6. Sepucuk surat tertanggal 9 Oktober 1976 dengan nomor Th. 15687/78 KETh: berisi laporan kepada Direktur Utama Kereta Api di Bandung tentang pembentukan panitia pelaksana musium kereta api;
7. 6 Oktober 1976: Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] Jawa Tengah meninjau bakal lokasi musium kereta api di Ambarawa; dan setuju rencana pembangunan museum;
8. 18 Mei 1976: dengan surat nomor Th.7686/76, KETh PJKA mengajukan konsep rencana kerja kepada Gubernur Jawa Tengah;
9. 28 April 1976: KETh PJKA membentuk panitia yang bertugas mengumpulkan materi museum, mengacu suratnya tanggal 24 April 1976 nomor Th.6608/SK/76;
10. 8 April 1976: Kepala Eksploitasi Tengah PJKA – Ir. Soeharso – bertemu Gubernur Jawa Tengah – Soepardjo Roestam – membahas rencana pembangunan Museum Kereta Api Indonesia.
[P04J08-SJTE]