Menu Atas

 


SJ. Adam
Minggu, 02 Maret 2008, 04.27.00 WIB
Last Updated 2008-03-02T12:34:02Z
History - Teak wood - Utilization

Rel Kereta Api Pertama di Indonesia

Advertisement
History - Teak wood - Utilization

Pada tanggal 7 Juni 1864 Gubernur Jenderal Hindia Belanda [1861-1866] – Baron Sloet Van Den Beele – mengawali mencangkul tanah sebagai penanda resmi dimulainya pembangunan rel kereta api di desa Kemijen [sekarang Stasiun Gudang di Semarang]; tiga tahun berikutnya jalur rel sepanjang 25 kilometer: dari Semarang ke Tanggung [Kabupaten Grobogan] dioperasikan untuk umum.

Pengembangan rel kereta api terus dilanjutkan walaupun mengalami banyak hambatan terutama dalam soal dana, sehingga pada tanggal 10 Juni 1872 rentangan rel kereta api dapat mencapai kota Yogyakarta.

Untuk memenuhi permintaan pemerintah, sebuah lintasan percabangan rel dari Kedungjati [daerah hutan jati di Kabupaten Grobogan] ke Ambarawa pun ikut dibangun dan diresmikan pemanfaatannya pada tanggal 21 Mei 1873.

Pemerintah Hindia Belanda juga meminta perusahaan jasa kereta api NIS [Nederland-Indische Spoorweg] supaya membangun jalur kereta api dari Secang ke Ambarawa: untuk menghubungkan pusat militer di Purworejo – Magelang ke pusat militer di Ambarawa;

Rute antara stasiun Kereta Api Gemawang sampai stasiun Jambu melewati kawasan pebukitan yang terjal [kemiringan topografi 65 derajat]: sehingga untuk hemat biaya pembangunannya, khusus dirancang jalur rel bergerigi; di jalur ini tujuan transportasi kegiatan militer lebih utama karena laju kereta disini hanya mampu merambat dalam kecepatan sebatas 15 kilometer per jam: jalur rel antara Secang sampai Ambarawa ini menggunakan ukuran lebar spoor 1,067 mm dan resmi beroperasi sejak tanggal 1 Februari 1905.
[P04J04-SJTE]