Menu Atas

 


SJ. Adam
Kamis, 10 Januari 2008, 22.55.00 WIB
Last Updated 2008-01-24T11:47:40Z
History - Teak wood - Utilization

Menyelamatkan Hutan dengan Seni Ukir Kayu

Advertisement
History – Teak wood – Utilization


Tradisi Seni Ukir Untuk Mencegah Boros Kayu


Mengingat demikian sentralnya peranan hutan bagi masyarakat Jawa, maka para penguasa lokal disana berusaha ketat untuk menjaga kelestariannya. Dengan menerbitkan larangan siapa saja, kecuali yang diberi tugas khusus, masuk kawasan hutan.

Tentu saja tidak sembarang orang pula yang dapat dan boleh mengambil kayunya. Masih ingat, begitu banyak lakon Kethoprak dan versi cerita pewayangan (seni gambar gerak bayangan) yang berlatar belakang (setting cerita) tentang adanya istilah “Hutan Larangan”?

Terdapat banyak aturan, ritual yang bertujuan membatasi gerak orang lalu lalang di hutan serta mengambil kayu untuk diolah kemudian. Pembatasan juga diberlakukan manakala proses pengolahan kayu.

Untuk itu teknik tradisi seni ukir kayu diperkenalkan, untuk mencegah pemborosan dalam pemanfaatan kayu hutan. Untuk mengukir satu batang kayu dengan tingkat kesulitan yang memerlukan olah kemampuan tangan yang sangat terampil, sudah pasti memerlukan waktu bertahun-tahun.

Bahkan keahlian mengukir kayu pada jaman dahulu tidak diberikan kepada sembarang orang. Hanya bagi kalangan kecil tertentu yang mendapatkan ijin raja saja, teknik seni ini diajarkan.

Tidak sembarang orang pula diperbolehkan memiliki atau pun menggunakan hasil kerajinan seni ukir kayu. Hanya kalangan elit saja yang diijinkan sebagai lambang status sosialnya yang tinggi.

Bahkan sebelum sampai mendapatkan batang kayu yang siap diukir ataupun dimanfaatkan keperluan lain, rangkaian acara ritual penebangannya diadaptasikan dengan tradisi budaya mitologi orang Jawa.

Para pembesar Jawa jaman dulu memberikan ijin hanya kepada orang-orang terpilih dan sedikit jumlahnya, untuk memimpin langsung rangkaian upacara ritual berbau mitos menjelang kegiatan penebangan pohon jati.

Tujuannya tidak lain untuk menghambat tindakan penebangan serampangan yang merupakan penyebab utama kehancuran kawasan hutan.

Para penguasa Jawa tidak hanya bersikap mempersulit kegiatan penebangan hutan kayu jati. Mereka juga seringkali dipercaya mampu berhubungan dengan segenap kerajaan roh makhluk halus yang hidup di kawasan hutan.

Aneka produk yang dibuat dari bahan kayu jati pun menjadi ekslusif dan dipersembahkan hanya kepada kalangan pembesar Jawa, guna selektifitas pemakaian. (P04J01 - SJTE)